Latest Entries »

Pemuda 31 oct of ’10

Suasana teman-teman yang mungkin telah bersatu dalam tawa, canda, dan yang tertentu……….”cinta”.

huuuuf’t,, ada satu lagi ternyata pasangan yang telah menyatukan perasa’an mereka, menyatukan cita & cinta dalam satu wadah prgerakan yang akan membawa mereka menuju masa depan seorang aktifis yang idealis.

Selamat deh ya kawan, semoga tuhan memberkati kalian dalam sebuah satu kata ikatan. Yang mungkin itu aku tidak tau harus mengucap Cinta atau Janji Suci, he….he

Masalah demi masalah juga muncul di hadapan para PEMUDA, yang mungkin tidak disangka masalah itu menuntut hak moral atau nama baik Organisasi. Sampai-sampai teman-teman PEMUDA harus memikirkan benar-benar jalan apa yang harus ditempuh. Yaah…..mungkin dengan adanya perkumpulan Warga Rayon yang secara Internal kemarin, dapat menemukan titik temu dan jalan keluar yang baik bagi kita semua. Amiiin .. .. .. ”

Selamat juga untuk PEMUDA yang sekarang telah mempunyai adik angkatan yang baru, semoga kita semua bisa menjadi kebanggaan mereka untuk saat ini, esok, dan seterusnya. HIDUP PEMUDA !!!

Pelaksanaan OPAK 2010

Saat yang ditunggu teman-teman telah tiba, setelah proses yang begitu panjang dengan berbagai persiapan guna menunjang berlangsungnya OPAK 2010 akhirnya akan dilaksanakan. Reaksi yang terjadi selama persiapan acara ini pun sudah banyak muncul, baik dari dalam maupun luar, internal maupun eksternal. Tapi semoga teman-teman tetap dalam satu tujuan, satu komando.

Sejalan dengan berlangsungnya OPAK 2010, teman-teman masih harus berjuang merekrut Mahasiswa baru utuk kaderisasi. Sehubungan dengan hal itu akan besar lagi tanggung jawab teman-teman untuk menunjang berlangsungnya semua kegiatan yang akan dilaksanakan. Dibutuhkan pengertian dan perhatian yang besar untuk masalah tersebut, citra dan karsa kader baru akan ditentukan oleh kesiapan teman-teman dalam mengurusnya.

Ttd. Korb PEMUDA

Sebagai proses estafet keberlangsungan dinasti PMII setiap tahun ajaran baru diselenggarakan PKD (Pelatihan Kader dasar) .ritual tahunan ini bertujuan selain mempertahankan kaderisasi juga merupakan kegiatan rayon terpenting dan terbesar dalam satu masa kepengurusan.

Begitu juga untuk tahun 2010 Rayon syahadat Fakultas Dakwah UIN Suka akan menyelenggarakan PKD ini.  menurut teguh santoso.SH (sahabat) pkd akan di laksanakan pada tanggal 15 Oktober 2010. mengenai konsep acara akan dibuat semeriah mungkin dan tidak terlalu bermewah2an, karena essensinya bukanlah untuk itu akan tetapi untuk memperoleh kader yang militan baik dalam kualitas dan kuantitas.

Untuk tempat yang akan digunakan dalam pelaksanaan PKD 2010 adalah cangkringan Sleman. ” Tempat yang sangan representatif sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini, terlebih terjaga kesakralan dan kealamiannya”, begitu tutur Adhita Prastowo selaku pembantu umum dalam pelaksanaan PKD taun ini.

Inna lillahi wainna ilaihi raji’un. Salah seorang pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan aktivis penggerak NU kembali ke Khittah 1926 H M. Said Budairy meninggal dunia hari ini, Senin (30/11) di Jakarta, sekitar pukul 11.00 WIB. Berita duka ini dikabarkan oleh cucu almarhum Muhammad Al-Kindy Susetyo.

Almarhum meninggal di Rumah Sakit Islam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat dan akan dishalatkan siang ini di masjid Al-Ijabah tidak jauh dari rumah duka Jl Mampang Prapatan II No 74 Jakarta Selatan, kemudian akan dimakamkan di Karawang Jawa Barat.

Said Budairy meniggal pada usia 73 tahun. Ia lahir di Singosari Malang pada 12 Maret l936. Ia dikenal sebagai salah seorang tokoh pers Indonesia. Ia sempat menjabat Ketua Departemen Pendidikan/Agama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, dan Staf Khusus Hubungan Pers Wakil Presiden RI pada 2001 – 2004.
Pada l961-l971 ia menjabat wakil Pemimpin Redaksi harian Duta Masyarakat, kemudian di harian Pedoman dan Pelita Jakarta. Ia juga sempat menjadi kolomnis tetap di Harian Republika, Jakarta, dan obudsman Majalah PANTAU.

Aktivitasnya di organisasi NU tidak diragukan lagi. Ia mulai aktif dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan menjadi ketua cabang di Malang, lalu kemudian berlanjut sebagai sekretaris Perwakilan PP-IPNU di Jakarta, lalu  Sekretaris Jendral PB PMII, dan Wakil Sekjen Pucuk Pimpinan (PP) Ansor.

Ia sempat juga menjabat direktur Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam). Dalam jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ia sempat menjabat wakil Bendahara  PBNU.

Pada tahun 1980-an ia ikut aktif dalam gerakan kembalinya NU ke Khittah 1926 bersama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan kawan-kawan. Menurut penuturan almarhum kepada NU Online beberapa waktu lalu, rumahnya di Jl Mampang Prapatan II No 74 sering sekali digunakan sebagai tempat rapat persiapan para aktivis muda NU waktu itu.

Ketua Umum PB PMII M. Rodli Kaelani menyatakan turut berbelasungkawa atas wafatnya Said Budairy. Menurutnya, Pak Said adalah salah satu senior yang memiliki peran besar dalam sejarah berdirinya PMII. “Beliau adalah salah satu figur kunci saat PMII baru lahir. Kami semua merasa kehilangan atas wafatnya Pak Said. Semoga semua amal ibadahnya diterima Allah SWT,” kata Rodli.

Rodli berharap kader PMII di semua level (Rayon, Komisariat, Cabang, Koordinator Cabang, dan Pengurus Besar) membaca fatihah, menggelar tahlilan bersama, dan mendoakan almarhum Said Budairy.

H Slamet Effendi Yusuf yang juga salah seorang aktivis NU dalam persiapan kembalinya NU ke khittah mengungkapkan duka yang mendalam kepada salah seorang tokoh penggerak ini.

”Semoga amal bhakti almarhum diterima di sisi Allah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran. Saya bersaksi, almarhum adalah seorang pejuang yang baik dan ikhlas,” katanya saat berada di Balikpapan menuju Jakarta.(lukman/nam)

berita terkait di http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=20644

Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) menggagas pendirian Universitas Abdurrahman Wahid. Rencana tersebut muncul untuk melestarikan pemikiran Gus Dur tentang demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme.

”Kami merasa perlu untuk melestarikan dan menjaga kontinuitas pemikiran Gus Dur dengan mendirikan Universitas Abdurrahman Wahid,” kata Ketua Umum PB IKA-PMII Arif Mudatsir Mandan di Sekretariat PB IKA-PMII Jl. Jeruk no.6 Menteng Jakarta Pusat Rabu (6/1).

Menurut Salah satu Ketua DPP PPP ini, Universitas Abdurrahman Wahid ini akan menjadi kawah candradimuka untuk menggodog dan mengembangkan ide-ide Gus Dur selama ini. Diharapkan, dari universitas tersebut lahir pemikir-pemikir baru yang terus menjaga ide besar pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia. ”Harapan kami bisa muncul Gus Dur-Gus Dur baru dari perguruan tinggi ini,” tegas Arif.

Gagasan pendirian universitas tersebut, lanjut Arif, akan dibicarakan dengan tiga komponen penting, yakni Keluarga Gus Dur, Nahdlatul Ulama, dan kolega Gus Dur lintas komunitas, lintas etnis, dan lintas agama. ”Yang memiliki Gus Dur itu bukan hanya orang NU, tetapi semua kelompok dan bangsa ini. Kita ingin, universitas yang berdiri nanti, betul-betul merepresentasikan sosok Gus Dur yang pluralis dan menghormati keberagaman. Lokasinya, insya Allah di Jakarta,” ujarnya.

Sementara itu, Sekjen IKA PMII Effendy Choirie menilai ide mendirikan universitas Abdurrahman Wahid ini orisinil dari keluarga besar PMII. Ide ini dirasa sangat mendesak direalisasikan di tengah munculnya fundamenalisme Islam dan pemahaman keagamaan yang sempit. “Ide pendirian universitas ini penting untuk melahirkan pemimpin yang punya visi, wawasan kebangsaan yang inklusif dan toleran. Sebab, saat ini tengah marak pemahaman keagamaan yang sempit dan radikal,” terang Gus Choi.

Selain mendirikan universitas, lanjut Gus Choi, IKA PMII juga mendorong pemerintah melalui Depsos segera menetapkan Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Sebab, aspirasi rakyat untuk menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan tidak hanya datang dari satu daerah dan satu kelompok saja.

“Kalau ada orang yang tidak setuju dengan gelar pahlawan untuk Gus Dur, itu berarti kelompok teroris dan fundamentalis Islam. Karena syarat-syarat yang lain soal gelar pahlawan sudah dipenuhi Gus Dur dan semua kelompok menyetujui usulan itu,” tegas Gus Choi.

Terkait usulan rehabilitasi nama Gus Dur, Gus Choi menolak tegas gagasan itu. Sebab, lanjut Gus Choi, Gus Dur jatuh dari posisinya sebagai presiden karena adanya konspirasi politik, bukan karena kesalahan Gus Dur sebagaimana yang dituduhkan dalam kasus Bullogate dan Bruneigate. Apalagi tidak pernah ada pengadilan atas tudingan itu kepada Gus Dur. “Nama Gus Dur tidak perlu direhabilitasi karena soal Bullogate dan Bruneigate. Sebab memang kasus itu tidak ada, hanya akal-akalan saja. Gus Dur diturunkan bukan karena salah, tetapi karena kalah. Jadi apanya yang mau direhabilitasi,” tegasnya.

Selain kedua hal diatas, PB IKA PMII juga akan memprakarsai dijadikannya tanggal 30 Desember sebagai hari kemajemukan nasional. Hal ini didasarkan pada upaya merealisikan dasar-dasar Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika serta pluralisme. (m khusen yusuf)